Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.

Keutamaan Luqman adalah berkah dimudahkannya ia meraih hikmah dari Allah SWT. Bersama hikmahnya ia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk yang semuanya bersumber pada kalbu. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam riwayat al-Bukhari no. 52 dari an-Nu’man bin Basyir r.a.:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).

Suatu ketika, Luqman diminta oleh majikannya untuk menyembelih seekor kambing dan kemudian diperintahkan untuk diambilkan dari isi perutnya, dua bagian yang dianggap Luqman paling baik, dan kemudian yang paling buruk. Terhadap permintaan tersebut, ternyata Luqman hanya membawakan lidah dan hati, sembari menjelaskan dengan penuh hikmah: “Sesungguhnya tiada sesuatu anggota pun yang lebih baik daripada keduanya jika keduanya baik, dan tiada pula yang lebih buruk daripada keduanya bila keduanya buruk.

Luqman sangatlah meyakini kebaikan di balik setiap takdir Allah. Kebiasaannya adalah selalu jujur dalam berkata-kata, menunaikan setiap amanah yang dibebankan kepadanya dan tidak pernah mencampuri sesuatu yang bukan urusannya. Luqman pernah berkata akan kebiasaan baik dirinya:

Aku selalu menundukkan pandangan mataku (dari hal-hal yang diharamkan), lisanku selalu kujaga, makananku selalu bersih (halal), kemaluanku aku jaga (tidak melakukan zina), aku selalu jujur dalam perkataanku, semua janjiku selalu kutepati, tamu-tamuku selalu kumuliakan, para tetanggaku selalu kuhormati, dan aku tidak pernah melakukan hal yang tidak perlu bagiku. Itulah kiat yang menghantarkan diriku kepada kedudukanku sekarang seperti yang kamu lihat.

Disebutkan oleh Ibn Abu Hatim bahwa Abu Darda r.a. pernah mengatakan bahwa keutamaan yang diperoleh Luqman bukanlah karena keluarga, harta, kedudukan, atau jasanya. Disebutkan pula oleh beliau bahwa:

Dia adalah seorang yang pendiam, suka bertafakkur, dan tajam pandangannya. Dia tidak pernah tidur di siang hari, dan belum pernah ada seseorang melihatnya meludah, tidak pernah mengeluarkan ingus, tidak pernah kelihatan kencing, buang air besar dan mandi, juga tidak pernah bercengkrama serta tidak pernah tertawa. Dia tidak pernah mengulangi perkataan yang telah diucapkannya, melainkan hanya kata-kata bijak yang diminta oleh seseorang agar ia mengulanginya. Dia pernah kawin dan mempunyai banyak anak, tetapi mereka mati semuanya dan dia tidak menangisi kematian mereka (bersabar). Dia sering mendekati penguasa dan hakim-hakim untuk menimba pengalaman dan memikirkannya serta mengambil pelajaran darinya. Karena itulah maka ia berhasil meraih kedudukan yang diperolehnya.

Keutamaan Luqman sebagai seorang hamba menjadi sempurna karena ia sosok yang pandai bersyukur atas seluruh nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Maka setiap orang yang bersyukur akan mengalir pahala kepadanya tanpa mengurangi Sifat Allah yang Maha Kaya.

Bersambung.

instagram.com/daarululuum1911
daarul-uluum.sch.id