Pondok Pesantren Daarul Uluum Majalengka merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang berciri khas pesantren. Keberadaanya tidak terlepas dari seorang sosok pahlawan nasional asli kelahiran Majalengka yaitu KH. Abdul Halim. Lembaga Pondok Pesantren Daarul Uluum ini merupakan sebuah model pendidikan pembaharuan yang memadukan antara pendidikan pesantren dan pendidikan madrasah.
Pada awal rintisannya KH. Abdul Halim mendirikan Hayatul Qulub, Tepatnya tahun 1911 yang bergerak dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Bidang pendidikan, KH. Abdul Halim menyelenggarakan pengajaran dengan sistem klasikal Hayatul Qulub. Pada tahun 1915 dibubarkan, hal ini dikarenakan sering bersinggungan dengan pedagang-pedagang Cina. Namun aktifitas organisasi tetap berjalan walupun tidak diberi nama resmi, dan kegiatan pendidikan diteruskan oleh organisasi dengan nama Majlisul Ilmi ditahun 1914 dan kweek school/sekolah guru/Muallimin (1919). Pada tahun 1917 organisasi diganti menjadi Perserikatan Oelama (PO)
Daarul Uluum sebagai sebuah lembaga pendidkan, tidak seperti tahun-tahun era Muallimin yang berciri khas akan sistem dan kurikulumnya, terutama pengetahuan agama dengan basik pengetahuan Bahasa Arab serta keterampilannya. Hal ini disebabkan masuknya kurikulum pemerintah (1974 an) sehingga semakin berkurangnya sumber-sumber kajian kitab sebagai aspek unggulan Daarul Uluum, begitu juga dengan adanya asrama sebagai manifestasi ciri khas pesantren kurang mendapat peran dan fungsinya.
Selanjutnya sebagai salah satu bentuk ikhtiar untuk meningkatkan pengembangan Daarul Uluum, setelah mendapatkan bantun tahap I dari Islamic Development Bank (IDB) melalui Kementrian Departemen Agama, Daarul Uluum mulai memfungsikan kembali keberadaan asrama/pondok pesantren, dengan perlengkapan lab lantai tiga.
Sehubungan dengan perkembangan menajemen Daarul Uluum, lahirlah statuta Perguruan Daarul Uluum dengan menjadikan setiap tingkatan pendidikan sebagai bentuk satuan yang dipimpin oleh masing-masing pimpinan lembaga yaitu Pondok Pesantren (PONPES), Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA).